SELAMAT DATANG DI PKS CIANJUR ZONDA DUA # TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA # FOLLOW KAMI DI TWITTER @pks_cianjur

Selasa, 05 Juli 2011

Aboe Bakar : Indonesia Krisis Kepemimpinan


Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi PKS DPR RI Aboe Bakar menilai dinamisasi politik dan hukum di tingkat nasional yang menghangat saat ini merupakan salah satu persoalan bangsa yang bersumber pada adanya krisis kepemimpinan.

"Seharusnya para tokoh menjadi panutan masyarakat, sayang kalau mereka saling serang. Ini pertanda Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan," ujar Aboe Bakar menanggapi para tokoh nasional yang saling serang antara satu dengan yang lain

Dia mencontohkan ketua DPR dan DPD saling serang pernyataan terkait wacana pembangunan Gedung DPD, Ketua MK dan mantan Hakim MK juga saling membuka "kartu" hingga mantan menteri mengolok-olok menteri-menteri yang diduga telah melakukan kebohongan publik.

Terkait perang pernyataan antara pimpinan DPR dan DPD, anggota Komisi III itu menyarankan agar Marzuki Alie dan Laode Ida segera menghentikan lontaran saling serang mereka di media.

"Sudahlah, Pak Marzuki itu ketua DPR, sedangkan Laode pimpinan DPD. Tak elok rasanya kalau mereka saling serang di media," ujarnya.

Persoalan pembangunan gedung, menurut dia, bisa dibicarakan dengan duduk bersama, sementara perang kata-kata harus segera dihentikan.

Imbauan serupa juga dialamatkan kepada Ketua MK Mahfud MD dan mantan hakim MK Arsyad Sanusi karena bila hal ini terus dilanjutkan maka kepercayaan masyarakat terhadap MK akan turun.

"Mereka berdua kan pernah membesarkan MK, sungguh disayangkan kalau sekarang saling serang dan saling memojokkan. Dalam kondisi apapun wibawa institusi MK harus tetap dijaga oleh ketua dan alumninya," ujarnya.

Sementara untuk persoalan surat palsu, ia berpendapat, hal itu sebaiknya diserahkan pada proses hukum saja.

Untuk kasus olok-olok mantan menteri, Aboe mengingatkan Yusril Izha Mahendra agar melakukan komunikasi politik dengan baik dan tidak perlu mencaci para pejabat negara yang telah dinilainya salah.

"Tak elok pula kalau Yusril mencaci maki Menkumham dan Jaksa Agung. Bagaimanapun Yusril juga mantan menteri dan mantan ketua partai. Sebagai tokoh publik seharusnya ia memberi contoh yang baik," ujarnya.

Saran senada juga diberikan Aboe kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa berkaitan dugaan permintaan maaf fiktif dubes Arab saudi.

"Menlu harus menunjukkan kredibilitasnya, bila tidak bohong sebaiknya segera buat klarifikasi. Namun jika tidak, maka segera minta maaf dan mundur," demikian Aboe.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More