Berdakwah adalah seni yang hanya mampu dilakoni dengan baik oleh para Da’i yang tulus, sebagaimana halnya seni dibangun oleh para Arsitek yang profesional dan seni kerajinan bagi para pengrajin yang terampil. Untuk itu, sudah semestinya para Da’i mengemban problematika dakwah dan piawai di dalam menyajikannya kepara para audiens (mad’u) karena mereka menempati posisi pewaris Rasulullah saw.
Oleh karena itu, para Da’i harus memperisai diri mereka dengan beberapa etika sehingga benar-benar menjadi para utusan yang membawa petunjuk dan lentera kebenaran serta kebaikan yang melaksanakan risalah sesuai dengan tuntunan Allah .
Memo buat aktivis dakwah itu ada 30 poin, yaitu sebagai berikut:
1.Ikhlas dalam berdakwah
2.Mendefinisikan tujuan
3.Mengoleksi sifat para mujahid
4.Mencari ilmu yang bermanfaat
5.Tidak memiliki pola hidup serba sempurna (idealis)
6.Tidak berputus asa dari rahmat Allah
7.Tidak menyebut nama bila menghujat individu
8.Seorang da’i tidak boleh mentakziyah (merekomendasikan) diri sendiri di hadapan orang
9.Tidak mengeluhkan merajalelanya kerusakan dan para perusak
10.Tidak menambah-nambah apa yang sudah termuat di dalam kitabullah
11.Tidak berargumentasi dengan hadits hadits maudhu’ (palsu)
12.Tidak boleh mencemarkan nama baik suatu instansi, lembaga, organisasi dan kelompok.
13.Seorang da’i harus mengukur sesuatu sesuai dengan proporsinya
14.Bersikap lemah lembut dalam berbicara dan welas asih dalam menasehati
15.Berinteraksi dengan manusia secara baik dan menghargai kedudukan mereka.
16.Mempublikasikan dakwah untuk suatu maslahat
17.Concern terhadap diskursus-diskursus kontemporer dan wacana yang berkembang
18.Mengkondisikan pembicaraan sesuai tingkat pemahaman umat
19.Tidak membeberkan aib seseorang di hadapan umum
20.Menjadi panutan (Qudwah) mulai dari dirinya sendiri
21.Wala’ dan bara’ seorang da’i terhadap seseorang harus bersifat nisby (relatif)
22.Mengambil simpati manusia
23.Seorang da’i harus familiar
24.Perlunya berdakwah secara bertahap
25.Memposisikan orang sesuai dengan posisinya
26.Mengintrospeksi diri sembari berdo’a secara sungguh sungguh kepada Allah
27.Ibadah seorang da’i harus lebih ekstra
28.Berzuhud di dunia dan mempersiapkan bekal di akhirat
29.Berpenampilan menarik
30.Intens terhadap permasalahan wanita
Judul Asli : Tsalatsuna waqfah fi fanni ad-da’wah
Penulis : Dr.Aidh Abdullah Al-Qarni, MA
Penerjemah : Hanif Yahya
Penerbit : Pustaka Nawaitu, Jakarta
Tahun : 2005
(aus)