SELAMAT DATANG DI PKS CIANJUR ZONDA DUA # TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA # FOLLOW KAMI DI TWITTER @pks_cianjur

Rabu, 01 Juni 2011

Tsiqoh itu Penting, Ya Akhi


Kepercayaan.
Betapa sulitnya memelihara kepercayaan, terlebih bila kabar tak sedap dan tidak masuk akal menerpa.
Padahal istilah Tsiqah atau Kepercayaan, salah satunya dapat dijumpai dalam salah satu rukun Bai’at Imam Syahid Hasan Al-Banna. Dijelaskan bahwa Tsiqah adalah: “rasa puasnya/relanya seorang jundi (prajurit/anggota Jamaah) terhadap Qiyadah (pimpinannya) dalam hal kemampuan dan keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang dapat menumbuhkan rasa cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan”.

Sejatinya, sejarah telah mengajarkan bagaimana seharusnya pentingnya memelihara kepercayaan. Ketika Abu Bakar mendengar cerita peristiwa Isra Miraj yang menggemparkan Kaum Quraisy, Abu Bakar tanpa ragu berkata, "Aku Percaya, bahkan bila hal yang lebih dari itupun aku percaya, bila Muhammad yang mengatakannya."

Lihatlah, bagaimana Abu Bakar seperti pelita yang datang menerangi kegelapan. Ketika sebagian orang banyak yang meragukan peristiwa Isra Miraj, bahkan ada diantaranya yang kembali murtad setelah beriman, Abu Baka seakan datang dengan cepat, menghapuskan kebimbangann umat muminin dengan tanpa ragu.

Begitulah, sejarah mengajarkan.


Karenanya Qiyadah merupakan salah satu elemen utama dalam dakwah, tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqoh yang timbal balik antara pimpinan dan yang dipimpin menjadi penentu sejauhmana kekuatan sistem gerakan dakwah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuan dakwah dan kemampuannya dalam mengatasai kesulitan dan tantangan.

Kepemimpinan dalam dakwah kita memiliki hak sebagaimana orangtua dalam hubungan ikatan batin, seorang guru dalam fungsi pengajaran ilmu, seorang syaikh dalam pengajaran ruhani, dan sebagai pemimpin dalam menentukan kebijakan-kebijakan dakwah umum. Dakwah kita menghimpun keseluruhan nilai tersebut.

Dakwah kita tidak mensyaratkan bahwa yang paling berhak mendapatkan tsiqoh adalah pemimpin yang memiliki kapasitas sebagai orang yang paling kuat, paling bertaqwa, paling mengerti, paling fasih dalam berbicara. Syarat seperti itu sangat sulit dipenuhi, bahkan hampir mustahil terpenuhi sepeninggal Rasulullah. Maka cukuplah seorang pemimpin itu dianggap mamapu mengemban amanah kepemimpinan yang sangat berat ini. Kemudian apabila ada ikhwah yang memiliki kemampuan yang bisa jadi tidak dimiliki oleh sang pemimpin, maka hendaklah ia mendermakan kemampuan dan bakat tersebut untuk dipergunakan oleh pemimpin agar dapat membantu tugas-tugas kepemimpinan, bukan menjadi pesaing bagi pimpinan.

Ustadz Hassan Al-Banna bahkan berkata, “wahai ikhwah, angkatlah menjadi pemimpin orang paling lemah diantara kalian. Kemudian dengar dan taatilah dia. Dengan bantuan kalian, ia akan menjadi orang yang paling kuat diantara kalian”


Sumber, Karekteristik Tarbiyah

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More