SELAMAT DATANG DI PKS CIANJUR ZONDA DUA # TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA # FOLLOW KAMI DI TWITTER @pks_cianjur

Jumat, 03 Juni 2011

Do'a Rajab


Allohumma bariklana fii rojaba wa sya'bana waballighna romadhona.

Ya ALLOH, berkahilah kami dibulan rajab dan sya'ban dan sampaikanlah kami di bulan romadhon, aamiin..




Jumat penuh semangat, jauhi maksiat, lakukan taubat dan banyakin munajat, semoga selamat dunia akhirat, aamiin....


Selamat beraktivitas untuk semua sahabat dimanapun Anda berada.....

UKHUWAH ISLAMIYAH


“Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya diampuni sebelum keduanya bepisah.” (H.R. Abu Daud)

Diriwayatkan oleh Imam Mlik dalam Al Muwatha’ dari abi Idris Al Khaulany rahimahullah bahwa ia berkata:
“Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku jumpai seorang pemuda yang murah senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikan kepada pemuda tersebut dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia, lalu dikatakan oleh mereka,’Ini Muadz bin Jabal.’ Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku dating ke masjid itu lagi dan kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu ampai dia selesai melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku berkata,’Demi Alloh aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.’Apakah Alloh tidak lebih kau cintai?’ Aku jawab,’Ya Alloh aku cintai’. Lalu ia memegang ujung selendangku dan menariknya seraya berkata,’Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw, berabda,”Alloh berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”

MAKNA UKHUWAH ISLAMIYAH
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1.Nikmat Allah (Q.S. 3:103)
2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)
3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
4.Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10
Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah:
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (missal:ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)
Peringkat-peringkat ukhuwah:
Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)
Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran


Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
2. Memohon didoakan bila berpisah
“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim)
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan

MANFAAT UKHUWAH ISLAMIYAH
1. Merasakan lezatnya iman
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48)

Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan
Al-Qur’an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang0orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayat-ayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Ma’idah:14
Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri sendiri dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang lain. Ia rela haus demi puasnya prang lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia rela bersusah payah demi istirahatnya orang lain. Ia pun rela ditembus peluru dadanya demi selamatnya orang lain.
Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan persaudaraan antara sesama manusia bisa merata di semua bangsa, antara sebagian dengan sebagian yang lain. Islam tidak bisa dipecah-belah dengan perbedaan unsure, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas negara, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda dalam harta dan kedudukan.

Kamis, 02 Juni 2011

DPD PKS Cianjur Luncurkan Program Takaful Kader


Bertempat di RM. Sate Shinta Cugenang Cianjur,tadi pagi Kamis 2 Juni 2011 DPD PKS Cianjur meluncurkan Program Takaful Kader. Adapun tujuan Program Takaful Kader untuk jangka pendek adalah untuk membantu para kader dalam menghadapi permasalah pembiayaan kesehatan dan memasukan sekolah anak kader. Acara sosialisasi tersebut selain dihadiri oleh para kader se Kabupaten Cianjur juga hadir Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dari Daerah Pemilihan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, Drs. Gaos Wahyudin.

Teguh Agung : Insya Allah PKS Cianjur masuk 3 Besar di Pemilu 2014


Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Cianjur merasa optimis pada Pemilu 2014 dapat meraih suara yang signifikan dan bisa berada dalam 3 besar dalam perolehan suara. Keyakinan dan optimesme ini di dasarkan dengan semakin solidnya struktur mulai dari tingkat Kabupaten hingga tingkat desa atau ranting.
"Insya Allah di 2014 kita bisa berada di 3 besar " demikian kata Ketua DPD PKS Cianjur Teguh Agung NM, S.Si dalam sambutannya pada acara selaturahmi antara simpatisan dan Kader dengan Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dari PKS Drs. Gaos Wahyudin di Rumah Makan Sate Shinta, Cugenang Cianjur,tadi pagi Kamis,2 Juni 2011.

Rabu, 01 Juni 2011

Tsiqoh itu Penting, Ya Akhi


Kepercayaan.
Betapa sulitnya memelihara kepercayaan, terlebih bila kabar tak sedap dan tidak masuk akal menerpa.
Padahal istilah Tsiqah atau Kepercayaan, salah satunya dapat dijumpai dalam salah satu rukun Bai’at Imam Syahid Hasan Al-Banna. Dijelaskan bahwa Tsiqah adalah: “rasa puasnya/relanya seorang jundi (prajurit/anggota Jamaah) terhadap Qiyadah (pimpinannya) dalam hal kemampuan dan keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang dapat menumbuhkan rasa cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan”.

Sejatinya, sejarah telah mengajarkan bagaimana seharusnya pentingnya memelihara kepercayaan. Ketika Abu Bakar mendengar cerita peristiwa Isra Miraj yang menggemparkan Kaum Quraisy, Abu Bakar tanpa ragu berkata, "Aku Percaya, bahkan bila hal yang lebih dari itupun aku percaya, bila Muhammad yang mengatakannya."

Lihatlah, bagaimana Abu Bakar seperti pelita yang datang menerangi kegelapan. Ketika sebagian orang banyak yang meragukan peristiwa Isra Miraj, bahkan ada diantaranya yang kembali murtad setelah beriman, Abu Baka seakan datang dengan cepat, menghapuskan kebimbangann umat muminin dengan tanpa ragu.

Begitulah, sejarah mengajarkan.


Karenanya Qiyadah merupakan salah satu elemen utama dalam dakwah, tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqoh yang timbal balik antara pimpinan dan yang dipimpin menjadi penentu sejauhmana kekuatan sistem gerakan dakwah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuan dakwah dan kemampuannya dalam mengatasai kesulitan dan tantangan.

Kepemimpinan dalam dakwah kita memiliki hak sebagaimana orangtua dalam hubungan ikatan batin, seorang guru dalam fungsi pengajaran ilmu, seorang syaikh dalam pengajaran ruhani, dan sebagai pemimpin dalam menentukan kebijakan-kebijakan dakwah umum. Dakwah kita menghimpun keseluruhan nilai tersebut.

Dakwah kita tidak mensyaratkan bahwa yang paling berhak mendapatkan tsiqoh adalah pemimpin yang memiliki kapasitas sebagai orang yang paling kuat, paling bertaqwa, paling mengerti, paling fasih dalam berbicara. Syarat seperti itu sangat sulit dipenuhi, bahkan hampir mustahil terpenuhi sepeninggal Rasulullah. Maka cukuplah seorang pemimpin itu dianggap mamapu mengemban amanah kepemimpinan yang sangat berat ini. Kemudian apabila ada ikhwah yang memiliki kemampuan yang bisa jadi tidak dimiliki oleh sang pemimpin, maka hendaklah ia mendermakan kemampuan dan bakat tersebut untuk dipergunakan oleh pemimpin agar dapat membantu tugas-tugas kepemimpinan, bukan menjadi pesaing bagi pimpinan.

Ustadz Hassan Al-Banna bahkan berkata, “wahai ikhwah, angkatlah menjadi pemimpin orang paling lemah diantara kalian. Kemudian dengar dan taatilah dia. Dengan bantuan kalian, ia akan menjadi orang yang paling kuat diantara kalian”


Sumber, Karekteristik Tarbiyah

Selasa, 31 Mei 2011

Benarkah Kita Kader Dakwah ?


Oleh : Cahyadi Takariawan

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham akan jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman yang komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan, paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutan dakwah.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki amal yang berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah jenis amal yang setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya perbaikan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki orientasi yang hakiki. Kader dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah dan meninggalkan marhalah lainnya. Kader dakwah selalu mengikuti perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki etos jihad yang abadi. Jihad dalam bentuk kesungguhan, keseriusan, dan kedisiplinan dalam menggapai visi dakwah yang hakiki. Kesungguhan membela hak-hak umat, kesungguhan mendidik masyarakat, keseriusan mengusahakan kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan membersamai dan menyelesaikan persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Kader dakwah harus memberikan kesungguhan dalam menjalankan semua agenda dakwah, hingga menghasilkan produktivitas yang paripurna, di lahan apapun mereka bekerja. Itulah makna jihad dalam konteks perjalanan aktivitas dakwah.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki pengorbanan yang tak terhingga nilainya. Dakwah tidak mungkin akan bisa dijalankan tanpa pengorbanan. Sejak dari pengorbanan harta, waktu, tenaga, pikiran, fasilitas, hingga pengorbanan jiwa. Rasa lelah, rasa jenuh, rasa letih selalu mendera jiwa raga, kesenangan diri telah dikorbankan demi tetap berjalannya roda dakwah. Aktivitas dijalani sejak berpagi-pagi hingga malam hari. Kadang harus bermalam hingga beberapa lamanya, kadang harus berjalan pada jarak yang tak terukur jauhnya, kadang harus memberikan kontribusi harta pada kondisi diri yang belum mapan dari segi ekonomi. Pengorbanan tanpa jeda, itulah ciri kader dakwah yang setia.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki ketaatan kepada prinsip, keputusan organisasi, dan kepada pemimpin. Prinsip-prinsip dalam dakwah harus dilaksanakan dengan sepenuh ketaatan. Taat kepada pondasi manhaj adalah bagian penting yang akan menghantarkan dakwah pada tujuannya yang mulia. Taat kepada keputusan organisasi merupakan syarat agar kegiatan dakwah selalu terbingkai dalam sistem amal jama’i. Taat kepada pemimpin merupakan tuntutan agar pergerakan dakwah berjalan secara efektif pada upaya pencapaian tujuan. Ketaatan bukan hanya terjadi dalam hal-hal yang sesuai dengan pendapat pribadi, namun tetap taat terhadap keputusan walaupun bertentangan dengan pendapatnya sendiri.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki keteguhan tiada henti. Kader dakwah harus selalu tegar di jalan dakwah, karena perjalanan amatlah panjang dengan berbagai gangguan dan tantangan yang menyertainya. Teramat banyak aktivis dakwah semasa, dimana mereka memiliki semangat yang menyala pada suatu ketika, namun padam seiring berjalannya usia. Ada yang tahan tatkala mendapat ujian kekurangan harta, namun menjadi gugur saat berada dalam keberlimpahan harta dunia. Ada yang tegar saat dakwah dilakukan di jalanan, namun tidak tahan saat berada di pucuk kekuasaan. Kader dakwah harus berada di puncak kemampuan untuk selalu bertahan.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki kemurnian dan kebersihan dalam orientasi aktivitasnya. Sangat banyak faktor yang mengotori kebersihan orientasi dakwah. Ada kekotoran cara mencapai tujuan. Ada kekotoran dalam usaha mendapatkan harta. Ada kekotoran dalam langkah menggapai kemenangan. Kader dakwah harus selalu menjaga kemurnian orientasinya, tidak berpaling dari kebenaran, tidak terjebak dalam kekotoran. Karena dakwah memiliki visi yang bersih, sehingga harus dicapai dengan langkah dan usaha yang bersih pula.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki solidaritas, persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi. Ukhuwah adalah sebuah tuntutan dalam menjalankan agenda-agenda dakwah. Semakin besar tantangan yang dihadapi dalam perjalanan dakwah, harus semakin kuat pula ikatan ukhuwah di antara pelakunya. Kader dakwah saling mencintai satu dengan lainnya, saling mendukung, saling menguatkan, saling meringankan beban, saling membantu keperluan, saling berbagi dan saling mencukupi. Kader dakwah tidak mengobarkan dendam, iri dan benci. Kader dakwah selalu membawa cinta, dan menyuburkan dakwah dengan sentuhan cinta.

Benarkah kita kader dakwah ? Kader dakwah itu memiliki tingkat kepercayaan yang tak tertandingi. Berjalan pada rentang waktu yang sangat panjang, dengan tantangan yang semakin kuat menghadang, menghajatkan tingkat kepercayaan prima antara satu dengan yang lainnya. Berbagai isu, berbagai fitnah, berbagai tuduhan tak akan menggoyahkan kepercayaan kader dakwah kepada para pemimpin dan kepada sesama kader dakwah. Berbagai caci maki, berbagai lontaran benci, berbagai pelampiasan kesumat, tak akan mengkerdilkan kepercayaan kader terhadap langkah dakwah yang telah dijalaninya.

Jadi, benarkah kita kader dakwah ?

BPU DPD PKS Cianjur Menyelenggarakan Silaturahmi dan Workshop Mubalighin se-Kabupaten Cianjur

Dalam rangka mencetak dan meningkatkan kader-kader dakwah yang profesional, Bidang Pemberdayaan Ummat DPD PKS Kab. Cianjur menyelenggarakan kegiatan Sliaturahmi dan Workshop Mubalighin. Acara yang mengusung Tema " Mencetak Kader Mubaligh Yang Transformatif Di Era Keterbukaan " ini menghadirkan Pembicara Ustadz Drs. Gaos Wahyudin, Anggauta DRPD Propinsi Jawa Barat dari Partai Keadilan Sejahtera, Ustadz Sofyan Tsauri dan Ustadz Ahmad Muhajir.
Dalam kesempatan tersebut Ustadz Gaos Wahyudin memberikan Materi Tentang Urgensi Dakwah,para peserta yang merupakan kader-kader mubaligh se-Kabupaten Cianjur begitu antusias mendengarkan paparan dari Pemateri.
Acara yang bertempat di Kompleks Kantor Kementrian Agama Kabupaten Cianjur itu dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 29 Mei 2011 yang berlangsung dari jam 08.00 - 15.00

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More