VIVAnews – Mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid prihatin atas insiden pengusiran warga terhadap keluarga Ny Siami, setelah wanita ini melaporkan contek massal di SDN Gadel 2, Surabaya. Kejujuran Siami berbuah pahit. Ia dituding mencemarkan nama baik sekolah dan kampung.
“Kejujuran sangat mahal,” kata Hidayat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu 15 Juni 2011. Ia berharap, Pemkot Surabaya, Kanwil Diknas Surabaya, Pemprov Jawa Timur, dan Mendiknas berpihak kepada murid dan orangtua yang jujur dan berani.
“Masyarakat yang mengucilkan mereka juga harus diberi pemahaman. Keberpihakan Kanwil Diknas terhadap mereka diharapkan bisa mengatasi kemarahan warga,” ujar Hidayat. Politisi PKS itu menyatakan, dia sejak dulu mengkritisi sistem Ujian Nasional yang kerapkali menimbulkan masalah.
“Guru membantu murid saat UN. UN ini jelas harus diperbaiki,” tegas Hidayat. Menurutnya, pembenahan pendidikan tidak semata mengandalkan nilai-nilai ujian, tapi juga harus mengedepankan karakter kejujuran murid dan guru. “Ingat, reformasi mencita-citakan pendidikan yang menghadirkan akhlak mulia,” imbuh Hidayat.
Sebelumnya, anak Siami yang cerdas, Al, dipaksa gurunya memberikan contekan kepada teman-temannya pada UN 10-12 Mei 2011 lalu. Siami kemudian melaporkan guru SDN 2 Gadel, tempat anaknya bersekolah. Namun ia justru dibenci, dicaci, dan diusir oleh warga kampungnya.
Siami, ibu rumah tangga yang sehari-hari bekerja sambilan sebagai penjahit gorden itu, akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke rumah orang tuanya di Gresik, bersama dengan seluruh anggota keluarganya. Rumahnya di Gadel pun ditinggal dalam penjagaan polisi. (umi)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar